KKPNews, Semarang – Nilai ekspor komoditi perikanan di Jawa Tengah mencapai Rp2,1 triliun pada periode Januari-September 2019. Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang, Raden Gatot Perdana mengungkapkan, meningkatnya nilai ekspor komoditi perikanan di Jawa Tengah, tidak terlepas oleh adanya sertifikasi pada produk perikanan.
“BKIPM Semarang telah merilis sertifikat kesehatan ikan dan produk perikanan tujuan ekspor sebanyak 4.164 lembar, tertuju untuk 28 negara di dunia di antaranya Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Taiwan, China dan lainnya hingga bulan September 2019,” terang Gatot, Rabu (16/10).
“Untuk saat ini ada 57 komiditi perikanan yang telah diekspor. Seluruhnya telah memenuhi persyaratan ekspor dan dilengkapi sertifikat kesehatan ikan. Ini menjadi jaminan bahwa ikan aman dan layak konsumsi,” tambahnya.
Gatot menjelaskan, pengawasan terhadap mutu dan keamanan hasil perikanan oleh BKIPM menjadikan produk perikanan memiliki daya jual yang mampu bersaing dengan negara lain. “Produk perikanan yang di ekspor, seluruhnya telah memiliki sertifikat HACCP, yang konsisten menerapkan sistem Good Manufacture Practices ( GMP) di unit pengolahan ikan, diimplementasikan pada saat proses pengolahannya, sehingga sudah dapat dipastikan terjamin mutunya,” ujar Gatot.
BKIPM Semarang sebagai otoritas kompeten dari Kementerian Kelautan dan Perikanan senantiasa mengajak semua pihak untuk mendukung ekspor perikanan sehingga produk Indonesia khususnya Jawa Tengah mampu berdaya saing dengan produk manca negara.
“Dengan menerapkan sistem yang baik dalam melaksanakan jaminan mutu baik kepada Inspektur Mutu yang menjadi garda terdepan BKIPM, selain itu Unit-unit pengolahan ikan sebagai mitra kerja dihimbau agar selalu konsisten menerapkan HACCP sehingga kualitas produk yang hasilkan selalu terjaga mutu dan keamanannya,” tuturnya. (Humas BKIPM)
