Program Restorasi Terumbu Karang Bikin Warga Bali Senang

613
Perajian terumbu karang di Pantai Pandawa

NUSA DUA – Kegembiraan tergambar di wajah Gede Suwita, tokoh masyarakat Desa Kutuh, Kuta Selatan, Bali. Bagaimana tidak, warga sekitar Pantai Pandawa kini sudah bisa kembali bekerja dengan program padat karya Restorasi Terumbu Karang – Indonesia Coral Reef Garden (ICRG).

“Program padat karya ini membantu perekonomian warga Desa Kutuh. Sejak pandemi berlangsung banyak warga berdiam diri di rumah karena kehilangan pekerjaan, sekarang bisa bekerja lagi,” ujar Suwita di Pantai Pandawa, Bali, belum lama ini.

Pandemi Covid-19 memang berdampak serius pada kunjungan wisatawan ke Bali, termasuk Pantai Pandawa. Hal ini tentu berimplikasi pada menurunnya penurunan pendapatan masyarakat setempat yang bertumpu pada pariwisata.

Kata Suwita, masyarakat hanya bisa pasrah dengan kondisi ini. “Warga kalau mau beralih ke mata pencaharian lain misalnya tani atau bercocok tanam tidak bisa karena kondisi lahan di sini kering,” sambungnya.

Pprogram Padat Karya Restorasi Terumbu Karang-ICRG yang digagas Kemenko Maritim dan Investasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan digulirkan dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN), sekaligus memperbaiki ekosistem terumbu karang di Bali.

Ibu-ibu pun ikut bekerja mengikuti padat karya restorasi terumbu karang
Ibu-ibu pun ikut bekerja mengikuti padat karya restorasi terumbu karang

Plt. Dirjen PRL, Tb. Haeru Rahayu mengatakan, kebijakan Pemerintah pada program PEN melalui restorasi terumbu karang dengan pembuatan kebun karang disambut baik oleh masyarakat Bali, khususnya di Pantai Pandawa di Desa Kutuh yang menjadi salah satu lokasi program ini.

“Program ICRG di Bali ini mempunyai skema padat karya pembuatan media karang dan bantuan sarana wisata bahari sebagai pendukungnya,” ujar Tebe. Program PEN ICRG sendiri dilaksanakan di 5 lokasi di Bali, yaitu Nusa Dua, Serangan, Sanur, Pantai Pandawa dan Buleleng. Luas kebun karang (coral garden) seluruhnya akan mencapai 50 hektare.

Selain menggandeng pembudidaya terumbu karang, Program ICRG juga menyasar kaum perempuan. Seperti Bu Ketut, yang sebelum pandemi bekerja membantu suami dengan berjualan keripik di sekitar lokasi wisata Pantai Pandawa. Perempuan asal Banjar Petangan ini awalnya mengetahui program ICRG melalui pengumuman Bendesa dengan mengumpulkan fotokopi KTP.

Ketut menilai program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Selain untuk tujuan konservasi, kegiatan dapat membantu ekonomi masyarakat yang terimbas dampak ekonomi akibat pandemi.

Karangg

“Sekarang susah cari pekerjaan apalagi banyak karyawan di sini yang kena PHK atau dirumahkan. Semoga pemerintah dapat menyediakan banyak lapangan pekerjaan untuk kami,” harapnya.

Direktur Jasa Kelautan, Miftahul Huda menyampaikan bahwa pembangunan kebun karang sebagai objek pariwisata baru ini diharapkan membantu pemulihan ekonomi sektor pariwisata ke depan.

“Program ICRG bersifat padat karya, artinya memberdayakan masyarakat agar lebih produktif khususnya bagi masyarakat yang kegiatan usahanya terdampak oleh pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan sumber daya dan tenaga kerja lokal untuk memberikan tambahan pendapatan, sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Huda.

Huda menjelaskan, nantinya para pekerja Program Padat Karya ICRG akan dilibatkan dalam kegiatan pembuatan struktur media karang, pemasangan dan instalasi struktur dengan meletakkan media karang di laut sesuai rencana, dan pembuatan patung bawah air.

“Kegiatan pembangunan kebun karang secara padat karya ini selain dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat juga mendukung upaya pelestarian alam secara berkelanjutan sehingga dapat memulihkan ekosistem karang sekaligus menjadi sarana eko-eduwisata,” pungkasnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
  • Terhibur (0.0%)
  • Terinspirasi (0.0%)
  • Senang (0.0%)
  • Tidak Peduli (0.0%)
  • Terganggu (0.0%)
  • Takut (0.0%)
  • Marah (0.0%)
  • Sedih (0.0%)

Comments

comments