KKPNews, Kupang – Tahun ini Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mengekspor produk perikanan ke lima negara, yakni Jepang, Tiongkok, Timor Leste, Brunie Darussalam, dan Singapura. Produk yang diekspor berupa ikan kering dan frozen food, dengan rincian bandeng beku, dan udang beku ke Timor Leste, ikan cakalang asap ke Jepang, dan ikan tenggiri segar ke Singapura.
“Ekspor ikan kering sebanyak 13.250 kg, tengiri segar 663 kg, cakalang asap 24.330 kg, bandeng beku 2.000 kg, dan 250 kg,” ungkap Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Kupang, Jimmy Elwaren, pada Kamis (12/4).
Jimmy menambahkan, pada bulan Maret, NTT juga mengekspor jenis ikan tuna loin ke empat negara, yakni Brunei Darusalam sebanyak 200 kg, Timor Leste sebanyak 300 kg, Jepang 15.821 kg, dan Tiongkok sebanyak 10 kg. Total ekspor selama Maret sebanyak 56.824 kg dan nilainya mencapai USD288.199. “Ekspor tuna loin selama Maret didominasi ke Jepang mencapai 15.821 kg,” ungkapnya.
SKIPM Kupang mencatat, jumlah tuna loin yang dikirim pada Maret 16.331 kg. Jumlah tersebut sedikit menurun dibandingkan Februari yang mencapai 27.821 kg. Kondisi ini diakibatkan sejumlah negara tujuan ekspor yang sebelumnya melayangkan permintaan namun tidak direalisasikan pada Maret 2018 seperti Thailand dan Malaysia.
“Memang permintaan tidak selalu sama karena sesuai dengan kebutuhan negara pembeli sehingga bisa bertambah atau kurang,” ungkap Jimmy.
Sebelumnya, lanjut Jimmy, nilai ekspor ikan di NTT terhitung dari Januari hingga Februari 2018 mencapai 1,060 juta dolar AS atau setara dengan Rp13,790 miliar (kurs Rp13.000).
“Prospek ekspor ikan dari NTT ke luar sangat tinggi karena sesuai data ekspor Januari mencapai Rp8 miliar dan Februari Rp 5 miliar lebih. Ekspor bulan Februari rendah karena belum waktunya musim ikan. Musim ikan biasanya bulan April,” tambahnya.
Jimmy menilai, hasil komoditi unggulan yang diekspor bervariasi dan merupakan hasil laut dari wilayah-wilayah oengwasan Staisun KIPM Kupang, yakni Kabupaten Flores Timur, Selat Timor, Kabuoaten Lembata, Sikka, Pulau Sumba, Sabu, Alor, dan Rote. Sementara wilayah Ende, Ngada, Ngekeo, dan Manggarai masuk wilayah pengawasan BKIPM Bima.
“Daerah penghasil ikan terbesar dari Kabupaten Flores Timur dan Selat Timor. Khusus wilayah pengawasan BKIPM Bima hasilnya tidak dilaporkan ke BKIPM Kupang,” tutupnya. (MD)