KKPNews, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar seminar daring tentang Marine and Fisheries Business and Investment Forum (MFBIF). Menteri Edhy Prabowo mendorong agar serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor Kelautan dan Perikanan dimaksimalkan.
Mengusung tema “KUR: Akses Cepat, Bisnis Kelautan dan Perikanan Maju Pesat”, kegiatan tersebut diikuti oleh 1.277 peserta yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan. Mereka di antaranya kementerian/lembaga terkait, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota, BUMN Perikanan, asosiasi, pelaku usaha, Lembaga Keuangan dan Penyuluh Perikanan.
“Ekonomi indonesia akan berjalan dengan baik manakala pelaku usaha tampil ke depan. Tampilnya mereka kedepan karena adanya akses kemudahan,” kata Edhy saat membuka seminar daring MFBIF di Jakarta, Jumat (15/5).
Berbicara tentang kredit usaha rakyat (KUR), Menteri Edhy menilai fasilitas ini sangat efektif untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. Namun selama ini KUR belum dimanfaatkan secara maksimal untuk membangun sektor kelautan dan perikanan. Hal ini merujuk pada serapan KUR yang baru mencapai Rp2,5 triliun dari pagu yang disiapkan sebesar Rp190 triliun di tahun 2020.
“KUR yang selama ini sudah menjadi alat bantu yang menurut saya sangat efektif tapi belum terlaksana dengan baik,” urainya.
Kendati serapan di sektor kelautan dan perikanan masih rendah, Menteri Edhy enggan berdebat dan mencari kambing hitam. Sebaliknya, dia memilih untuk menyiapkan langkah-langkah agar para pelaku usaha bisa dan berani memanfaatkan KUR yang memiliki bunga sebesar 6 persen. Langkah-langkah yang dimaksud ialah kemudahan dalam perizinan.
“Nah, dari angka yang ada, untuk tidak menjadi perdebatan. Maka dari itu KKP melakukan langkah terobosan, kita memberikan penguatan kepada pelaku usaha,” jelas Menteri Edhy.
Menteri Edhy pun menyebut minimnya serapan KUR terjadi karena kurangnya informasi ke masyarakat. Terlebih berdasarkan pengamatannya di lapangan, masyarakat justru berani menerima kredit informal. Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, Menteri Keuangan serta Presiden Joko Widodo telah mengintruksikan agar dana KUR segera dimanfaatkan.
“Pengetahuan-pengetahuan ini dalam forum ini kami harapkan bisa clear semua,” tegasnya.
Karenanya, dalam kesempatan ini, Menteri Edhy mengajak para peserta MFBIF untuk betul-betul mengikuti seminar dengan baik. Selain itu, dia meminta peserta untuk menyimak hingga nantinya bisa memanfaatkan KUR sebaik-baiknya untuk sektor kelautan dan perikanan. Terlebih program KUR saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“KUR sekarang berbeda. Saya ingat sekali waktu saya sebagai anggota Komisi VI DPR dulu, KUR itu hanya dapat Rp5 juta meningkat jadi Rp25 juta dan sekarang Rp50 juta tanpa agunan. Bahkan bisa akumulasi,” sambungnya.
Jika nantinya pelaku usaha dan masyarakat menemukan kendala atau pelanggaran, Menteri Edhy meminta agar mereka tak takut untuk melapor. Dia menegaskan, pihaknya agar segera merespons dan bergerak untuk melakukan penanganan.
“Kalau nanti ketemu ada pelanggaran tolong dicatat dan dilaporkan ke kami. Anda adalah pahlawan ekonomi,” jelasnya.
Sebagai informasi, MFBIF dipandu oleh jurnalis TVRI, Imam Priyono. Adapun pemateri dalam kegiatan tersebut di antaranya, Dr. Erdiriyo, Kepala Bidang Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bank, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian. Selanjutnya Program and Partnership Business Division Bank BRI, Djoko Purwanto serta Group Head Government Program Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank BNI, Chandra Bagus Sulistyo.
Tak hanya itu, hadir pula Senior Vice President Bank Mandiri, Nila Mayta Dwi Rihandjani.