Lezat dan Bergizinya “Nasi Ikan” Plus Anggur Laut

402
Petugas KKP membagikan nasi ikan kepada nelayan

KPNews, Takalar – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus membagikan ribuan paket nasi ikan kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. KKP juga memastikan nasi ikan yang dibagikan layak konsumsi dan yang terpenting sarat gizi.

Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar, Sulawesi Selatan bahkan menambahkan menu anggur laut segar bumbu urap pada nasi ikan atau udang yang dibagikan kepada masyarakat agar nasi ikan lebih kaya nutrisi. Seperti yang dibagikan kepada masyarakat  pesisir di Desa Mappakalompo, Sulawesi Selatan.

Anggur laut atau dikenal juga Lawi-lawi atau latoh (Caulerpa sp) merupakan salah satu komoditas rumput laut yang dibudidayakan di BPBAP Takalar. Anggur laut ini memiliki nilai manfaat yang sangat baik untuk bahan baku makanan maupun untuk obat atau farmasi dan juga kosmetik. Sebagai bahan baku makanan, anggur laut sangat kaya nutrisi seperti protein, karbohidrat, mikromineral (Fe,K,Ca), asam lemak dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh manusia.

Nasi anggur

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, pembagian nasi ikan yang dilakukan oleh KKP merupakan langkah untuk menjaga masyarakat Indonesia agar tetap terjaga kesehatannya di tengah wabah yang sedang melanda.

Kreasi menu nasi ikan dengan tambahan menu anggur laut sangat pas karena baik untuk kesehatan. Bagaimana tidak, anggur laut atau lawi-lawi mengandung antioksidan yang dapat membantu menguatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus corona.

Seperti diketahui, selama bulan ramadan KKP melakukan gerakan sosial menyalurkan nasi ikan beserta lauk pauk kepada masyarakat yang membutuhkan. Gerakan yang digagas langsung oleh Menteri Edhy Prabowo tersebut merupakan bentuk solidaritas kemanusiaan dari pegawai KKP di seluruh Indonesia yang menyisihkan uang untuk pembelian nasi ikan yang dibagikan.

Nasi Ikan ang

“Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah kami berikan kebebasan untuk berkreasi menyajikan menu nasi ikan yang akan dibagikan kepada masyarakat sesuai dengan selera masyarakat setempat. Untuk masyarakat pesisir di Sulawesi Selatan tentunya sudah tidak asing dengan menu lawi-lawi segar karena dapat ditemukan di laut dan terkenal kelezatannya,” lanjut Slamet.

Slamet menjelaskan bahwa anggur laut atau lawi-lawi merupakan varian komoditas rumput laut yang sangat layak untuk menjadi unggulan dalam budidaya. Budidaya lawi-lawi memiliki beberapa kelebihan seperti teknologi budidaya sangat mudah dan lebih adaptif serta tingkat kegagalan yang masih minim jika dibandingkan jenis lainnya. Selain itu, pangsa pasar untuk produk lawi-lawi sangat terbuka luas, bahkan menjadi komoditas ekspor.

Sebagai informasi, lawi-lawi merupakan komoditas yang cukup terkenal sampai ke mancanegara. Beberapa negara Asia seperti Jepang, Korea, Filipina, Malaysia, Vietnam dan beberapa negara di Amerika dan Eropa juga mengonsumsi anggur laut. Bahkan di Amerika dan Eropa, anggur laut lebih dikenal sebagai green caviar atau kaviar hijau.

Nasi ikan a

Slamet berharap usaha budidaya anggur laut lawi-lawi bisa lebih memasyarakat, sehingga menjadi alternatif usaha yang mampu menyerap tenaga kerja dan menyejahterakan masyarakat. Saat ini memang hanya di beberapa daerah yang masyarakatnya tahu nilai manfaat anggur laut, seperti di Takalar, Jepara, Lombok dan Bali, sedangkan daerah lain belum begitu memahami.

“Ke depan kami intensif untuk memperkenalkan anggur laut ini, sehingga masyarakat akan mulai tertarik, karena memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Anggur laut dapat dijual dalam bentuk basah, sehingga tidak ada rendemen yang hilang, disamping itu cashflow lebih cepat, jadi masyarakat bisa dengan cepat mendapat uang,” imbuh Slamet.

Kepala BPBAP Takalar, Supito menambahkan, budidaya lawi-lawi merupakan hasil perekayasaan yang dilakukan oleh BPBAP Takalar, sehingga perkembangannya cukup baik terutama di Kabupaten Takalar. Usaha budidaya terus berkembang dan permintaan terus naik karena lawi-lawi menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat.

Nasi Ikan anggu

“Sebelumnya lawi-lawi sempat dianggap sebagai gulma, namun sekarang sudah menjadi kudapan bagi masyarakat. Melalui program diversifikasi komoditas, saat ini lawi-lawi telah menjadi komoditas pilihan petambak dan menjadi alternatif utama untuk menopang pendapatan masyarakat,”ujarnya. Seiring dengan bertambahnya jumlah pembudidaya, lanjut dia, secara simultan terjadi peningkatan nilai produksi lawi-lawi di tambak sehingga kebutuhan pasar baik lokal maupun ekspor dapat terpenuhi.

Supito tidak menampik adanya tantangan terkait aspek teknis yang dihadapi dalam berbudidaya lawi-lawi seperti perubahan lingkungan yang sulit diprediksi. Namun menurutnya hal tersebut dapat diantisipasi dengan terus mendorong perekayasaan untuk menghasilkan bibit yang adaptif dan perbanyakan bibit melalui pengelolaan kebun bibit rumput laut.

“Kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat menjadikan produk rumput laut seperti lawi-lawi memiliki prospek yang cerah untuk menjadi komoditas unggulan budidaya di masa mendatang” tutup Supito.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
  • Terinspirasi (100.0%)
  • Terhibur (0.0%)
  • Senang (0.0%)
  • Tidak Peduli (0.0%)
  • Terganggu (0.0%)
  • Takut (0.0%)
  • Marah (0.0%)
  • Sedih (0.0%)

Comments

comments