KKPNews, Yogyakarta – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membagikan 24,5 Ton produk ikan beku kepada masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Hal itu sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk terus mendorong peningkatan konsumsi ikan, terutama di daerah-daerah yang mempunyai tingkat konsumsi ikan yang masih rendah atau kurang dari 31,4 kg/kapita/tahun sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Pola Pangan Harapan.
Bantuan produk ikan beku jenis makarel pasifik yang di serahkan secara simbolis oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS PKP) Nilanto Perbowo tersebut merupakan hasil sitaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. Sedangkan pembagian langsung kepada masyarakat dilakukan hari ini, Selasa (11/10) di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman.
Ikan yang dibagikan merupakan satu dari sebelas kontainer ikan hasil penegahan importasi hasil perikanan oleh Bea Cukai Tanjung Priok bekerjasama dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, dan dimanfaatkan KKP dalam rangka meningkatkan asupan gizi masyarakat untuk mendukung program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). “Berdasarkan data (KKP) tahun 2015, provinsi dengan tingkat konsumsi ikan paling rendah adalah Jawa Tengah, yaitu 22,37 kg /kapita/tahun dan disusul oleh Yogyakarta sebesar 24,68 kg /kapita/tahun (angka sementara)”, ungkap Nilanto saat penyerahan secara simbolis bantuan ikan kepada masyarakat di Sleman, Senin (10/10).
Adapun pemilihan lokasi di atas berdasarkan tingkat konsumsi ikan masyarakat, di semua Kab/Kota se-Provinsi DIY, terutama yang mempunyai tingkat konsumsi ikan rendah di Provinsi Yogyakarta, yakni hanya sebesar 24,68 kg/kap/tahun. Adapun di Jawa Tengah, pemberian bantuan ikan berada di titik kota Solo dan Kabupaten Boyolali. Kota Solo mempunyai tingkat konsumsi ikan sangat rendah, yakni 10,93 kg/kap/tahun, sementara Kabupaten Boyolali mempunyai tingkat konsumsi ikan 7,78 kg/kap/tahun.
Sementara itu, Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Kemanan Hasil Perikanan Widodo Sumiyanto mengatakan Ikan hasil sitaan yang dibagikan sebelumnya telah dipastikan mutu dan kesehatannya oleh KKP dalam hal ini BKIPM selaku otoritas kompeten telah melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan dan mutu ikan. “Hasil pemeriksaan terhadap mutu ikan jenis Makarel ini menyatakan bahwa ikan-ikan tersebut sehat dan aman untuk dikonsumsi”, ujar Widodo.
Selanjutnya, ikan dibagikan kepada masyarakat yang terdiri kaum dhuafa, anak yatim dan pondok pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Sementara itu, di Provinsi Jawa Tengah yakni Kota Solo, KKP memberikan 6 ton ikan makarel yang akan diberikan ke masyarakat di 4 Pondok Pesantren, 7 Panti Asuhan, 2 panti jompo, dan 5 lembaga sosial. Di Kabupaten Boyolali, diserahkan sebanyak 3 ton dan diberikan kepada 16 panti asuhan dan 2 yayasan.
Lebih lanjut Nilanto menjelaskan, bahwa pelaksanaan pembagian ikan ini sekaligus mendukung Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang bertujuan untuk mengakselerasikan peningkatan konsumsi ikan masyarakat dan dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh elemen bangsa.
Sebanyak 1 kontainer atau 24,5 kg ikan yang dibagikan ini sebelumnya diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Yogya dan Solo pada hari Jumat 7 Oktober 2016. Setelah sebelumnya dilakukannya serah terima dari BKIPM sebagai penanggung jawab penarikan kontainer dari Ditjen Bea dan Cukai kepada Ditjen PDSPKP sebagai pelaksana pembagian ke lokasi tujuan.
Pengangkutan dilakukan dengan mobil berpendingin yang terdiri dari 10 unit truk roda 10, 2 unit truk roda 6 dan 1 unit truk roda 4. Diharapkan dengan dibagikannya ikan di beberapa daerah ini, dapat terus menambah jumlah masyarakat yang mengkonsumsi ikan. Selain itu, kampanye pemerintah GEMARIKAN dapat menjadi penghela sistem bisnis perikanan, sekaligus dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar hasil perikanan. (DS)